MAKALAH MATERI HIMPUNAN - MATEMATIKA
Benda-benda yang berada di sekitar kita dapat
dikelompokkan menurut sifat-difat tertentu. Benda-benda yang dimaksud disini
dapat berupa bilangan, huruf, nama orang, nama kota dan sebagainya. Daftar
kumpulan benda-benda yang memiliki sifat-sifat tertentu itu,
disebut himpunan. Benda yang terdapat dalam satu himpunan disebut unsur, atau sering juga
disebut elemen atau anggota. Untuk selanjutnya, dari ketiga istilah diatas,
kita akan menggunakan istilah anggota
untuk benda-benda yang terdapat pada suatu himpunan.
Suatu himpunan umumnya ditulis dengan huruf besar, seperti
A, B, C, D, X, Y, ……………
dan
benda-benda yang menjadi anggota suatu himpunan, umumnya ditulis dengan huruf
kecil, seperti
a, b, c, d, x, y, ………….
Bagaimana
cara menulis suatu himpunan? Suatu himpunan ditulis dengan cara menulis
anggota-anggotanya di antara tanda kurawal {}. Anggota yang satu dipisahkan dari anggota lainnya oleh tanda koma.
Penulisan dengan cara seperti itu disebut penulisan cara daftar.
Contoh
:
Jika A merupakan suatu himpunan yang aggotanya
adalah nama buah-buahan, seperti salak, nanas, pisang, mangga, jambu maka himpunan A
ditulis:
A = {salak, nanas, pisang, mangga, jambu}
Suatu himpunan dapat disajikan dengan cara yang
lain, yaitu dengan cara kaidah. Penyajian
dengan cara kaidah dapat dilakukan dengan menyebutkan karakteristik tertentu
dari benda-benda yang menjadi anggota himpunan tersebut.
Untuk memperjelas cara penulisan suatu himpunan,
baik dengan cara daftar atau dengan cara kaidah, maka berikut ini disajikan
beberapa contoh lainnya.
Contoh:
Himpunan bilangan ganjil
positif yang lebih kecil dari 10, dapat ditulis
A = {1, 3, 5, 7, 9} atau A = {x | x = bilangan ganjil positif < 10}
Contoh:
Himpunan huruf-huruf
hidup:
B = {a, e, i, o, u} atau C = {Z | Z = merek beberapa mobil jepang}
Contoh:
Himpunan beberapa nama
buah-buahan:
D = {pepaya, mangga, pisang, jambu} atau D = { x| x = nama beberapa buah-buahan}
Suatu benda yang
merupakan anggota suatu himpunan A dapat di tulis x Î A dan di baca “x adalah anggota
himpunan A” . Suatu benda yang tidak merupakan anggota dari himpunan A atau
sebaliknya yaitu himpunan A tidak mengandung anggota x,dapat di tulis menjadi x
ÏA.
Contoh:
Jika A = {a,b,c,d} ,
maka a Î A, b Î A dan e Ï A
Contoh:
Jika A = {x | x = bilangan genap} , maka 1 Ï A, 2 Î A, 3 Ï A, 4 Î A.
Himpunan A dikatakan
sama dengan himpunan B, Jika keduanya mempunyai anggota yang sama. Anggota yang
dimiliki himpunan A juga di miliki oleh himpunan B dan sebaliknya,
anggota himpunan B juga menjadi angota himpunan A. Persamaan antara himpunan A
dan himpunan B ini dapat di tunjukan oleh A = B
Contoh:
Jika A = {1, 3, 5, 7} dan B = {7, 1,
5, 3}, maka A = B karena {1 , 3, 5 , 7} = {7, 1, 5, 3} dan setiap anggota yaitu
1, 3, 5, 7 yang dimiliki himpunan A juga di miliki oleh himpunan B dan setiap
anggota yaitu 7, 1, 5, 3 yang di miliki himpunan B juga dimiliki oleh himpunan
A.
Perlu di perhatikan, himpunan tidak berubah nilainya meskipun
susunan anggotanya berbeda.
Conto h:
Jika X = {9 ,10 ,9 ,11} dan Y = {11
,9 ,10 ,11} maka X = Y karena {9 ,10 ,9 ,11} = {11 ,9 ,10 ,11} dan setiap
anggota yang dimiliki Y juga dimiliki oleh X, Suatu himpunan yang tidak akan
berubah nilainya, bila angota yg sama di hilangkan, jadi himpunan {9 ,10 ,11} nilainya
sama dengan himpunan X dan Y
Dapat terjadi bahwa
suatu himpunan tidak mempunyai anggota sama sekali .Himpunan yang demikian di
sebut himpunan kosong dan di beri lambang Ø.
Contoh:
Misalnya A adalah suatu himpunan manusia yang
tinggal dibulan. karna sampai saat ini bulan tidak dapat di huni oleh manusia,
maka A adalah himpunan kosong dan di tulis A = Ø
Contoh:
Misalnya B = {x | x = Proffesor yang berumur 200 tahun}. Karena
menurut statistic. Sampai saat ini tidak ada professor yang berumur sampai 200
tahun, maka Badalah himpunan kosong atau B = Ø
1.1 Hubungan antara Himpunan
Setiap
anggota suatu himpunan bisa menjadi anggota himpunan yang lain. Misalnya,
setiap anggota himpunan A juga menjadi angota himpunan B, maka himpunan A
disebut bagian himpunan sejati dari himpunan B dan di tulis A Ì B dan di baca “A adalah bagian
sejati dari himpunan B”, atau A terkandung oleh B”. Penulisan cara lain
dari himpunan A yang menjadi himpunan bagian sejati himpuanan B adalah B É Adan dibaca “B mengandung A”. Jika A tidak merupakan himpunan bagian dari
B, maka hubungan tersebut dapat di tulis A Ë B atau B É A
Contoh:
C = {1 ,2 , 3} merupakan himpunan bagian sejati dari A =
{1 ,2 ,3 ,4 ,5} karena anggota himpunan C yaitu angka 1 ,2 dan 3juga merupakan
anggota himpunan A dan di tulis C Ì A atau A É C
Contoh:
D = {a, c, e} merupakan himpunan bagian sejati dari E =
{f ,e ,d ,c ,b ,a} karena huruf a ,c dan C merupakan hiumpunan anggota D dan
juga merupakan anggota himpunan E.
Perhatikan bahwa A merupakan
himpunan bagian dari B di tunjukkan oleh alambang A Ì B atau B É A. Di sini himpunan B atau A ¹ B karena bila A = B, maka A akan merupakan
himpunan bagian sejati dari B dan sebaliknya himpunan B juga merupakan himpunan
bagian sejati dari himpunan A, peristiwa tersebut dapat di tunjukkan dengan
lambang:
A Í B atau B Ê A
Contoh:
Bila
X = {a, b, c} dan Y = {b , c, A}, maka X = Y merupakan himpunan bagian sejati
dari y dan sebaliknya Y merupakan himpunan bagian sejati dari himpunan X, atau
di tulis X Í Y atau Y Ê X.
Himpunan kosong yaitu
himpunan yang tidak memiliki anggota, merupakan bagian dari setiap himpunan.
Atau dengan perkataan lain, setiap himpunan slalu mengandung himpunan kosong.
Lalu dapatkah kita menghitung berapa banyak Himpunan bagian yang di miliki oleh
suatu himpunan jika jumlah anggotanya tertentu?untuk itu ,coba kita lihat
himpunan A = {3}. Himpunan ini hanya memiliki satu anggota yaitu angka 3.
Himpunan bagian yang dimiliki oleh himpunan A adalah Sembarang himpunan
beranggotakn angka 3, misalnya P = (3), dan sembarang himpunan kosong misalnya
K = 0. Jadi jumlah himpunan bagian yang dimiliki cacahnya ada 2.
Sekrang jika himpunan yang
akan dicari jumlah himpunan bagiannya adalah Q = {a ,b}, maka himpunan bagian
sejatinya adalah A = {a}, B = {b},C = {a ,b} dan D = 0. Jadi jumlah himpunan bagian
yang di miliki oleh himpunan Q = {a ,b} cacahnya adalah 4 himpunan.
Untuk mengetahui secara cepat
jumlah himpunan bagian sejati yang di miliki oleh suatuhimpunan yang memiliki n
anggota dapat dengan menggunakan rumus:
2”
Contoh:
Jumlah
himpunan bagian yang dimiliki oleh A = {3} adalah 2¹ = 2 yitu P = {3} dan K = 0
Contoh:
Jumlah
himpunan bagian yang dimiliki oleh Q = {a ,b} adalah 2² = 4 yaitu A = {a}; B = {b};
C = {a, b} D = 0
Himpunan yang dibicarakan
umumnya merupakan himpunan bagian sejati dari suatu himpunan yang memuat
seluruh anggota. Himpunan itu disebut himpunan semesta, dan
dilambangkan dengan U.
Contoh:
Berbicara mengenai abjad, maka himpunan semesta adalah himpunan semua abjad
yaitu a sampai z.
Suatu cara yang sederhana untuk
menggambarkan hubungan antara himpunan yang satu dengan yang lain, adalah
dengan memakai diagram Venn-Euler atau sering disingkat dengan nama diagram Venn. Suatu himpunan ditunjukan
oleh luas suatu bidang datar yang dapat berbentuk luas suatu lingkaran atau
luas empat persegi panjang.
Cara lain yang dapat digunakan untuk
menggambarkan hubungan antar himpunan adalah dengan meggunakan diagram garis. Penyajian A Ì B dapat dilakukan dengan menulis B yang ditempatkan diatas A dan
keduanya dihubungkan oleh garis lurus.
1.2 Operasi Himpunan
Pekerjaan seperti menjumlah, mengurang, mengali dan membagi suatu bilangan
adalah aritmatika. Himpunan meskipun berbeda dengan bilangan dapat
juga diopeasikan secara aritmatika. Operasi yang dilakukan adalah gabungan,
irisan, selisih dan komplemen.
Gabungan
(union) dari himpunan A dan himpunan B merupakan suatu himpunan yang
anggota-anggotanya adalah anggota himpunan A atau anggota himpunan B atau keduanya.
Gabungan himpunan A dan himpunan B ini dilukiskan dengan lambang A U B dan
dibaca “gabungan himpunan A dan B”.
Irisan (interseksi) dari himpunan A dan himpunan B
adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya merupakan anggota himpunan A
tetapi juga merupakan anggota himpunan B. Irisan dari himpunan A dan himpunan B
dilukiskan dengan lambang A Ç B.
Contoh:
Misalkan P = {a, b, c, d} dan Q = {a, b, e, f} maka P – Q
= {a, b}
Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang anggotanya merupakan selisih
antara himpunan semesta U dan himpunan A. dan himpunan A. Komplemen dari
himpunan A ditulis A.
Contoh:
pada
diagram Venn berikut, komplemen dari himpunan A adalah bagian luas yang tidak
termasuk bagian luas A dan dalam diagram dilukiskan sebagai bagian luas yang
diarsir. Anggapan yang digunakan disini adalah himpunan semesta U merupakan
luas segi empat panjang.
1.3. Pasangan Urut
Himpunan
yang urut-urutan anggotanya tertentu yaitu yang bernomer urut 1, 2, 3…… dan seterusnya disebut himpunan
urut. Daftar anggota himpunan urut tidak ditempatkan diantara
dua tanda kurawal akan tetapi di antara tanda kurang biasa.
Contoh:
{a, b,
c} adalah himpunan yang memiliki tiga buah anggota yang urut-urutan penulisnya
boleh ditulis sembarang. (a, b, c) adalah suatu himpunan urut dengan tiga buah
anggota yang urut-urutan penulisnya tidak boleh diubah dan harus seperti itu.
Bila suatu himpunan hanya memiliki dua anggota di mana
satu anggota dinyatakan sebagai nomer satu dan yang lain dinyatakan sebagai
nomer dua, maka himpunan tersebut dinamakan pasangan urut.
Contoh: Pasangan urut
(1, 4) dan (4, 1) adalah berbeda.
Contoh: Pasangan urut boleh memiliki anggota pertama dan
anggota kedua yang sama seperti (1, 1) , (2, 2), (5, 5)
1. Set
Komplemen
S adalah sample
spoce (Universal set) dan A adalah suatu set dimana A Ì S, maka S dikurangi A disebut:
1.
Komplemen A
2.
Ditulis A’ atau Ã
artinya bukan A.
(periksa pengertian no.5).
3.
Himpinan komplemen terhadap S.
Artinya set angguta sample spoce yang tidak termasuk set A.
Contoh:
S = {1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9}
A = {0, 1, 2, 3, 4}
B = {2, 3, 4, 5, 6,
7}
A = Ã
= {5, 6, 7, 8, 9}
B = B = {1, 8, 9}
(A U B)’ = {8, 9}
(A n B)’ = (0, 1,
5, 6, 7, 8, 9}
A’ U B’ = {1, 5, 6,
7, 8, 9}
A’ B’ = {8, 9}
2. Perkalian
dari Set
A dan
B adalah dua buah set perkalian dari set A dan set B ditulis A X B, dibaca A
silang B.
Contoh:
1.
A = {1, 2}
B = {a, b}
A X B = {(1, a), (1, b), (2, a), (2, b)}
B X A = {(a, 1), (a, 2), (b, 1), (b, 2)}
Dengan demikian A X B ≠ B X A.
2.
0perasi ini dapat digunakan dengan menggunakan matrik.
X
|
1
|
2
|
a
|
(a, 1)
|
(a, 2)
|
b
|
(b, 1)
|
(b, 2)
|
3.
selisih dari set
A dan B adalah dua
buah set, maka A selisih B dapat ditulis A – B, dan B selisih A ditulis B – A.
Contoh:
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {4, 5, 6, 7}
A – B = {1, 2, 3}
B – A = {6, 7}
4.
Venn diagram
1. pengertian
Diagram adalah
suatu cara yang paling mudah untuk menggambarkan ide. Demikian pula teori set ini akan
mudah dipelajari apabila dilukiskan dalam bentuk diagram.
Venn dan
Euler telah berhasil menemukan suatu cara untuk melukiskan teori set tersebut,
yaitu dengan menggunakan lingkaran, Elips, garis lengkung ataupun segi-segi
banyak sebagai batas dari set.
Untuk
menyatakan himpunan dengan gambar maka semua anggauta dari semua sample space
(disebut pula semesta pembicaraan) ditunjukkan dengan titik-titik dalam persegi
panjang atau lingkaran.
2. Contoh-contoh
Contoh
1.
Misalkan
: S adalah universal set.
A Ì S A = elemen S
B Ì S B = elemen S
Jadi: S = A + B
S = B’ (B) + B
A = S – B
0 Response to "MAKALAH MATERI HIMPUNAN - MATEMATIKA"
Post a Comment